"MARS & ASL"

Sabtu, 04 Februari 2012

MATERI IPS KELAS IV SD, SEMESTER I

BAB I
PENDAHULUAN

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Menurut Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Secara umum Antropologi terdiri atas: Antropologi Fisik, dan Antropologi Budaya. Antropologifisik membahas mengenai manusia berdasarkan Jasmaninya, sedangkan Antropologi Budaya membahas mengenai Kebudayaan pada umumnya dan berbagai kebudayaan, berbagai bangsa diseluruh dunia, bagaimana manusia bisa memiliki kebudayaan, dan mengembangkan kebudayaannya sepanjang jalan. Antropologi Budaya juga membahas mengenai unsur-unsur budaya.

Ada 7 unsur budaya Universal (unsur-unsur budaya yang dimiliki berbagai masyarakat di seluruh dunia) yaitu: Peralatan dan Perlengkapan; Mata pencaharian hidup; Sistem Kemasyarakatan; Bahasa; Kesenian; Sistem Pengetahuan; Religi.



A. LATAR BELAKANG.
Sistem pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar, yang mereka gunakan untuk menginterpretasi dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Definisi ini mengandung sejumlah hal pokok. Pertama, budaya adalah sistem pengetahuan. Kedua, sistem pengetahuan yang disebut budaya itu merupakan hasil proses belajar (bdk. Carol dalam Ihroni, 1996: 18). Ketiga, budaya terkait dengan interpretasi dan perilaku masyarakat terhadap dunia sekelilingnya.
Indonesia merupakan negara yang majemuk, terdiri dari berbagai macam masyarakat yang memiliki budaya khasnya masing-masing. Oleh karena itu meneliti salah satu unsur budaya yaitu kesenian yang terdapat di Indonesia sangat menarik dan menyenangkan. Tim penulis memilih kesenian yang berasal dari budaya Suku Nias. Hal ini disebabkan oleh kesenian Suku Nias yang sangat banyak, namun masih banyak masyarakat Indonesia lainnya yang belum mengenal kesenian-kesenian itu. Kesenian-kesenian tersebut diantaranya: lompat batu, tari moyo, tari perang, alat musik khas nias, dan lain-lain.

B. BATASAN MASALAH.
Makalah ini membahas Kesenian yang berasal dari Nias diantaranya tradisi lompat batu, adat pernikahan, kerajinan tangn, alat musik, dan pakaian adat. Makalah ini juga menjelaskan deskripsi sederhana mengenai Nias dan masyarakatnya.

C. TUJUAN MASALAH.
Ada pun tujuan makalah ini adalah:
Untuk memperluas pengetahuan mengenai kesenian dari Nias.
Untuk melestarikan kesenian Nias yang nyaris punah.
D. DESKRIPSI SINGKAT MASYARAKAT NIAS.
Nias (bahasa Nias Tanö Niha) adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera, Indonesia. Pulau ini dihuni oleh mayoritas suku Nias (Ono Niha) yang masih memiliki budaya megalitik. Daerah ini merupakan obyek wisata penting seperti selancar (surfing), rumah tradisional, penyelaman, akuarium bawah laut, Gua panjang, batu megalit, kuburan penjajah, kesenian tradisional, lompat batu.
Pulau dengan luas wilayah 5.625 km² ini berpenduduk 700.000 jiwa dan terdiri dari 113 buah pulau-pulau. Pulau Nias Terletak 80 mil disebelah barat Pulau Sumatera di Propinsi Sumatera Utara.
Agama mayoritas daerah ini adalah Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Pulau Nias saat ini telah dimekarkan menjadi 5 kabupaten dan kota yaitu:
Kabupaten Nias, dengan ibu kota Gunungsitoli.
Kabupaten Nias Selatan, dengan ibu kota Teluk Dalam.
Kabupaten Nias Barat, dengan ibu kota Onolimbu.
Kabupaten Nias Utara, dengan ibu kota Lotu.
Kota Gunungsitoli.

TSUNAMI & GEMPA BUMI 2004 DAN 2005.
Pada 26 Desember 2004, gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi di wilayah pantai barat pulau ini sehingga memunculkan tsunami setinggi 10 meter di daerah Sirombu dan Mandrehe. Korban jiwa akibat insiden ini berjumlah 122 jiwa dan ratusan keluarga kehilangan rumah.
Pada 28 Maret 2005, pulau ini kembali diguncang gempa bumi, tadinya diyakini sebagai gempa susulan setelah insiden Desember 2004, namun kini peristiwa tersebut merupakan gempa bumi terkuat kedua di dunia sejak 1965. Sedikitnya 638 orang dilaporkan tewas, serta ratusan bangunan hancur. Hampir tidak ada bangunan perumahan rakyat di seluruh Pulau Nias yang tidak mengalami kerusakan akibat gempa itu.
Menurut Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias, bencana telah menyebabkan 13.000 rumah rusak total, 24.000 rumah rusak berat, dan sekitar 34.000 rumah rusak ringan. Sebanyak 12 pelabuhan dan dermaga hancur, 403 jembatan rusak dan 800 km jalan kabupaten dan 266 km jalan provinsi hancur. Sebanyak 723 sekolah dan 1.938 tempat ibadah rusak.

SUKU NIAS
 Kasta.
Suku Nias mengenal sistem kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah “Balugu”. Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari
 Mitologi.
Menurut masyarakat Nias, salah satu mitos asal usul, suku Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang disebut “Sigaru Tora`a” yang terletak di sebuah tempat yang bernama “Tetehöli Ana’a”. Mitos tersebut mengatakan kedatangan manusia pertama ke Pulau Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9 orang Putra yang disuruh keluar dari Tetehöli Ana’a karena memperebutkan Tahta Sirao. Ke 9 Putra itulah yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Nias.

 Arkeologi.
Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di Tempointeraktif, Sabtu 25 November 2006 dan di Kompas, Rabu 4 Oktober 2006 Rubrik Humaniora menemukan bahwa sudah ada manusia di Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam yang bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa paleolitik, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini menjadi negara yang disebut Vietnam.
 Marga suku nias.
Suku Nias terdiri dari beberapa marga diantaranya : Amazihönö, Baeha, Baene, Bate’e, Bawamenewi, Bawaniwao, Bawo, Bohalima, Bu’ulölö, Buaya, Bunawolo, Dachi, Dachi Halawa, Daeli, Dawolo, Dohare, Dohona, Duha, Fau, Farasi, Gaho, Garamba, Gea, Giawa, Gowasa, Gulö, Halawa, Harefa, Haria, Harita, Hia, Hondro, Hulu, Humendru, Hura, Lafau, Lahagu, Lahomi, La’ia, Laoli, Laowö, Larosa, Lase, Lawolo, Lo’i, Lombu, Maduwu, Manao, Mandrehe, Maruao, Maruhawa, Marulafau, Marundruri, Mendröfa, Nazara, Ndraha, Ndruru, Nehe, Saoiago, Sarumaha, Sihura, Tafonao, Telaumbanua, Wau, Wakho, Waoma, Waruwu, Zagoto, Zai, Zalukhu, Zamasi, Zandroto, Zebua, Zega,Zendratö.
 Makanan khas.
Bawi Ni’unagö, Daging babi yang dikeringkan dengan pengasapan.
Gowi Nihandro/Gowi Nitutu, Ubi tumbuk.
I’a nibiniögö, ikan yang dibungkus daun dan dibakar.

BAB II
PENDALAMAN MATERI

Kelas IV, Semester I
Standar Kompetensi:
1. Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar:
1.5. Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya.

Nias merupakan daerah yang kaya kebudayaan. Berikut adalah berbagai macam kesenian dari Nias.
2.1. Tari-tarian dan Upacara Adat.



2.1.1. Tradisi lompat BatuTradisi.
Lompat Batu atau Fahombo yaitu tradisi yang dilakukan oleh seorang pria yang mengenakan pakaian adat setempat Nias dan meloncati susunan batu yang disusun setinggi lebih dari 2 (dua) meter. Konon ajang tersebut diciptakan sebagai ajang menguji fisik dan mental para remaja pria di Nias menjelang usia dewasa. Setiap lelaki dewasa yang ikut perang wajib lulus ritual lompat batu. Batu yang harus dilompati berupa bangunan mirip tugu piramida dengan permukaan bagian atas datar. Tingginya tak kurang 2 (dua) meter dengan lebar 90 centimeter (cm) dan panjang 60 cm. Para pelompat tidak hanya sekedar harus melintasi tumpukan batu tersebut, tapi ia juga harus memiliki tekhnik seperti saat mendarat, karena jika dia mendarat dengan posisi yang salah dapat menyebabkan cedera otot atau patah tulang.
2.1.2 Adat Perkawinan Nias.
Pada masa dahulu, perkawinan di NIAS telah ditentukan dari sejak anak kecil (ditunangkan). Perkawinan di NIAS umumnya dilakukan dalam system mengambil isteri diluar clan/fam (marga-nya = System exogam). Di Nias berlaku adat eksogami mado dalam batas batas tertentu. Artinya; seseorang boleh kawin dengan orang semadonya (semarganya) asal kanikatan kekerabatan leluhurnya sudah mencapai 10 angkatan keatas (10 generasi). Proses perkawinan di NIAS berjalan menurut peradatan daerah wilayah hukum adat (fondrako) masing-masing negeri (Banua) yang dipimpin oleh seorang Salawa/Sanuhe Böwö adalah sebutan mahar dalam sistem adat perkawinan di Nias. Etimologi böwö adalah hadiah. Pemberian yang cuma-cuma. Dalam perkawinan adat Nias ada tiga pihak yang memiliki peran penting tetapi dalam posisi yang berbeda.
Ketiga pihak itu adalah:
Soroi tou´.
Sowatö atau sonuza´ (keluarga pihak penganten perempuan), dan
Uwu nono alawe´ pihak saudara laki-laki dari ibu (calon) penganten peremuan keluarga dari sibaya penganten perempuan.

2.1.3. Fame Fegero (Membagi Makanan).
Arti sesungguhnya adalah membagi makanan sebagai bukti kepedulian dan menyatakan kasih kepada tetangga atau saudara baik yang dekat maupun saudara yang jauh sekalipun. FameFegero misalnya ketika ada acara sebuah keluarga dan memotong ayam atau ternak lainnya dalam acara tersebut, maka tradisi membaginya ke tetangga (saudara) sebagai bukti pengikat persaudaraan yang dalam. Sekalipun hanya sedikit sekali bagian yang bisa di bagi, namun tetap harus ada. Suatu waktu kelak keluarga yang lain juga membalasnya sedemikian rupa.



2.1.4. Lae-lae Balo Mbanua.
Artinya ketika ada pesta di desa itu maka tentu ada jamuan makan dan memotong ternak untuk merayakannya. Tradisi Nias, semua keluarga wajib membaginya sesuai porsi kedudukan adat secara adil dan tidak boleh ada keluarga yang terlewatkan.
Lae-lae Balo Mbanua itu adalah tradisi yang menghargai semua sesama warga sebagai anggota dalam komunitas di desa itu. Jika, Lae-lae balo Mbanua untuk keluarga kami tidak ada, tentu saya akan pertanyakan, jika tidak bisa dipertanggung jawabkan maka akan menjadi sumber perpecahan (Aboto Mbanua haboro Lae-lae Balo Mbanua). Dalam membagi makanan juga harus berurut dan tidak boleh salah panggil nama.

2.1.5. Huo-huo hada.
Tata krama berbicara adat yang sopan santun dan penuh dengan wibawa. Orang Nias sudahmeniru gaya pidato dalam menyampaikan sambutannya dalam setiap pesta apapin di Nias. Seharusnya tata caranya dirubah dan tetap mempertahankan gaya huo huo hada nias, nifaema-ema li. Pantun Nias sangat indah dan mengandung ilmu pengetahuan sosial, budi pekerti yang tinggi, namun tradisi itu telah sedikit memudar.

2.1.6. Tari Maena.


Maena sebuah tarian yang sangat simpel dan sederhana, tetapi mengandung makna kebersamaan, kegembiraan, kemeriahan, yang tak kalah menariknya dengan tarian-tarian yang ada di Nusantara. Gerakannya yang sederhana telah membuat hampir semua orang bisa melakukannya. Kendala atau kesulitan satu-satunya adalah terletak pada rangkaian pantun- pantun maena (fanutunõ maena), supaya bisa sesuai dengan event dimana maena itu dilakukan. Pantun maena (fanutunõ maena) biasanya dibawakan oleh satu orang atau dua orang dan disebut sebagai sanutunõ maena, sedangkan syair maena (fanehe maena) disuarakan oleh orang banyak yang ikut dalam tarian maena dan disebut sebagai sanehemaena/ono maena. Syair maena bersifat tetap dan terus diulang-ulang/disuarakan oleh pesert amaena setelah selesai dilantunkannya pantun-pantun maena, sampai berakhirnya sebuah tarian maena. Pantun maena di bawakan oleh orang yang fasih bertutur bahasa nias (amaedola/duma-duma). Maena boleh dibilang sebuah tarian seremonial dan kolosal dari Suku Nias, karena tidak ada batasan jumlah yang boleh ikut dalam tarian ini. Semakin banyak peserta tari maena, semakin semangat pula tarian dan goyangan (fataelusa) maenanya. Maena biasanya dilakukan dalam acara perkawinan (fangowalu), pesta (falõwa/owasa/folauõr i).

2.1.7. Maluaya (tari perang).
Terdapat di seluruh daerah Nias. Dibagian utara namanya Baluse. Tarian tersebut ditarikan minimal 12 orang pria, dan bila lebih maka lebih baik. Pada umumnya lebih 100 orang, gerakannya sangat kuat.
Maluaya in Pulau-pulau Batu berbeda dengan Nias lainnya, di Pulau-pulau Batu para wanita juga turut menari. Tarian Maluaya di tarikan pada upacara pernikahan untuk masyarakat kelas atas, penguburan dan pesta untuk menyambut pendatang baru.






2.1.8. Forgaile
Adalah sebuah tarian khas Nias Selatan yang ditarikan oleh wanita untuk mengekspresikanrasa hormat dan untuk menyambut tamu khusus dan memberikan mereka sirih tradisional. Di bagian utara dinamakan Mogaele dan dapat ditarikan oleh wanita dan pria.
2.1.9. Foere.
Adalah sebuah tarian yang yang menampilkan lebih dari 12 orang penari wanita, diiringi dengan seorang penyanyi. Tarian ini merupakan bentuk dari penyembahan untuk berakhirnya kematian dan bencana.

2.1.10. Fanarimoyo.
Adalah sebuah tarian yang ditarikan Nias Selatan dan Utara oleh 20 penari wanita, kadang-kadang ditarikan oleh penari pria. Di bagian Utara tari ini dinamakan Moyo. Tarian ini dimulai dengan gerakan seperti elang terbang dan ditampilkan untuk acara hiburan. Tarian ini menggambarkan seorang gadis yang jarus menikahi pria yang tidak dicintainya. Dia berdoa supaya menjadi seekor elang yang dapat terbang.




2.1.11. Mandau Lumelume.
Adalah sebuah tarian dengan tujuan untuk memanggil roh. Tarian ini hanya ada di Pulau-pulau Batu.

2.1.12. Famadaya Hasijimate (Siulu).
Adalah sebuah upacara pemakaman bagi keturunan raja di Nias Selatan. Di dalam upacaraini, tarian Maluaya ditarikan dibawah pimpinan desa Shaman, peti mati diukir dari batang kayu pohon dan ukiran kepalanya dihiasi dengan sebuah batang kayu untuk memperlihatkan dasarnya setelah itu jenazah tersebut dikuburkan.

2.2. Alat musik Khas Nias.

2.2.1. Dolidoli.
Adalah sejenis gamelan yang terbuat dari kayu atau bambu.

2.2.2. Garamba.
Adalah gong besar da n sangat penting dalam musik tradisional nias.

2.2.3. Fondrahi.
Adalah sebuah drum kecil yang terbuka di satu sisinya, bentuk yang lebih besar di namakan Gondra.








2.3. Perhiasan khas Nias.
2.3.1 Zolo-zolo.
Kalung leher keluarga bangsawan yang terbuat dari batu-batu kaca yang telah disusun hingga membentuk lingkaran dengan diameter 25,5 cm.

2.3.2. Tola.
Gelang ini terbuat dari gading gajah sehingga disebut Tölazaga atau Tölagaza (tulang ataugading gajah). Sering juga dibuat dari kerang (kima), kayu, bambu dan lain-lain. Tetapi tetap disebut tölazaga meskipun terbuat dari bahan yang lain. Tinggi 6,7 cm, tebal 3,1 cm dengan diameter 8,0 cm.

2.4. Karya Seni, berikut adalah karya seni yang berasal dari Nias.
2.4.1. Rumah Adat.
Rumah tradisional di Nias Selatan berbentuk segi empat memanjang ke belakang. Posisinya berimpit dan berjajar rapi memanjang. Di setiap perkampungan, deretan rumah tradisional itu dipisahkan oleh jalan desa selebar 30 meter. Ini bisa dilihat di Desa Orahili Fau, Kecamatan Fanayama; Desa Bawömataluo, Kecamatan Fanayama (pada teks asli tertulis kecamatan Teluk Dalam, redaksi); Desa Hilinawalö Mazino, Kecamatan Mazinö; dan DesaBotohilitanö, Nias Selatan.
Sementara itu, rumah tradisional Nias Utara berbentuk oval, seperti yang terlihatdi Desa Sihareö Siwahili di Gunungsitoli. Rumah Nias Tengah lebih bervariasi,mulai dari yang segi empat, memanjang, sampai rustikal.
Rata-rata bagian ruang tamu rumah tradisional dibiarkan kosong sehingga terkesan luas. Diruang inilah berlangsung interaksi antar anggota keluarga ataupun sesama warga desa. Ketika menggelar upacara adat atau berkabung, warga berkumpul di sini.
Pada dasarnya, pendirian rumah tradisional Nias tanpa menggunakan paku, hanya pasak. Atapnya dari anyaman daun rumbia. Namun, dewasa ini ada warga yang menggantinya dengan atap seng. ´Khawatir mudah terbakar dan daun rumbia cepat rusak,´ kata warga DesaOrahili Fau, Kecamatan Fanayama, Nias Selatan.














2.4.2. Pakaian Adat (bara Oholu).







Pakaian adat suku Nias dinamakan Baru Oholu untuk pakaian laki-laki dan Õröba Siöli untuk pakaian perempuan. Pakaian adat tersebut biasanya berwarna emas atau kuning yang dipadukan dengan warna lain seperti hitam, merah, dan putih. Adapun filosofi dari warna itusendiri antara lain: warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni’obakola) dan pola bunga kapas (Ni’obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran warna merah yang dipadukandengan corak segi-tiga (Ni’ohulayo/ni’ogöna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit. Warna hitam yang sering dikenakan oleh rakyat tani menggambarkan situasi kesedihan, ketabahan dan kewaspadaan. Warna putih yang sering dikenakan oleh para pemuka agama kuno (Ere) menggambarkan kesucian, kemurnian dan kedamaian.






2.4.3. Bolanafo.




Merupakan kerajinan tangan yang dihasilkan oleh perempuan-perempuan Nias. Bolanafo berarti merangkai wadah. Bolanafo memiliki berbagai macam motif yang menarik sesuaidengan suasana, misalnya dikenal motif Ni’ohulayo yang disebut bola Nina/bola dandrösa secara khusus dipersembahkan kepada ibu pengantin perempuan dalam pesta pernikahan sebagai penghargaan dan penghormatan tertinggi sekaligus untuk mengambil hati seorang ibu karena dia yang merawat dan membesarkan anak perempuannya dari kecil hingga saat menikah. Ada motif yang kemungkinan besar terinspirasi dari keindahan taburan bintang kecil dan bintang yang besar maka disebut bolanafo ni’odöfi dan bolanafo ni’omadala. Ada yang warnanya dominan ungu, mengingatkan warna ungu tanaman sayuran terung Nias. Ada juga bermotif meliuk-liuk menggambarkan daun pakis yang tumbuh banyak di Nias atau bercorak hola-hola galitö (lidah api yang sedang membara) seperti motif yang terdapat pada mahkota pengantin pria. Jadi, motifnya sangat kaya dan penamaannya unik sekali karena berkaitan dengan alam dan cerita kehidupan masyarakat Nias itu sendiri.







BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan.
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki bermacam-macam kesenian sesuai dengan daerahnya masing-masing. Kesenian-kesenian tersebut melukiskan bagaimana keadaan alam, keadaan masyarakat, dan adat istiadat dalam daerahnya. Perkembangan zaman sedikit banyak mengancam kesenian dan budaya daerah Nias. Oleh karena itu generasi muda di seluruh wajib melestarikan kesenian-kesenian dan budaya khas Nias dan seluruh daerah lainnya di Indonesia.

3.2. Penutup.
Demikianlah makalah sederhana ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca mengenai budaya nias.















DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat (2009).edisi revisi Ilmu Antropologi. Jakarta : Asdi Mahasatya.
Wiranata, I Gede A.B(2002). Antropologi Budaya.Bandung:Citra Aditya Baktihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pakaian_Adat_Suku_Niashttp://id.wikipedia.org/wiki/Suk_Niashttp://www.swaberita.com/2008/05/16/nusantara/lompat-batu-tradisi-nias.
htmlhttp://zairifblog.blogspot.com/2010/07/perkawinan-suku-nias.
htmlhttp://www.budayaindonesia.org/iaci/Tari_Maena_%28Nias%29"http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Niashttp://niasonline.net/2008/05/22/bowo-dalam-adat-nias-1/http://www.museum.pusaka-nias.org/http://niasonline.net/informasi/bahasa-indonesia/info-nias/marga-mado-suku-nias/http://filiuspater.worpress.com/Sakramen Pernikahan dan Inkulturasi di Nias.

Jumat, 03 Februari 2012

MATERI JENIS UANG KELAS IV

JENIS UANG.

Sebelum melanjutkan pembahasan ke masalah jenis uang, apakah Anda masih merasa ada yang belum dipahami pada masalah fungsi uang? Jika tidak ada, mari kita mulai.

Dewasa ini uang yang dipergunakan secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral.

1.Uang Kartal
Uang kartal artinya uang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat bayar. Uang kartal ada yang berbentuk logam dan ada yang berbentuk kertas yang benar-benar beredar dari tangan ke tangan sebagai alat pembayaran dalam masyarakat.


1). Uang Logam
Berdasarkan sejarah perkembangannya, uang logam merupakan uang yang pertama dibuat, menurut macamnya mata uang logam dibagi tiga macam:

a. Mata Uang Standar
Mata uang standar adalah mata uang yang bebas dibuat dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah sampai jumlah tidak terbatas. Nilai Nominal yang tertulis pada uang sama dengan nilai instrinsiknya (bahannya). Mata Uang Standar disebut juga Full Bodied Money yaitu mata uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, contoh: Uang logam emas.
b. Mata Uang Tandap (bercap)
Mata uang tandap (bercap) adalah mata uang yang tidak bebas dibuat. Mata uang itu dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah sampai dengan jumlah yang tidak terbatas dan nilai nominalnya tidak sama dengan nilai instrinsiknya. Mata uang logam yang nilai nominalnya tidak sama dengan nilai intrinsiknya disebut taken money, contoh seperti uang logam Rp. 100,- dan Rp. 500,- yang pembuatan logam nilainya lebih dari 1.000.
c. Mata Uang Pencocok Mata uang pencocok adalah mata uang kecil (receh) yang tidak bebas dibuat dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran sampai jumlah yang terbatas, misalnya uang logam Rp. 10,- Rp. 25,- Rp. 100,- dan Rp. 500,-.
Uang logam yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari memiliki kelebihan dan kekurangan:
-Kelebihan uang logam:
a) Kuat dan tahan lama.
b) Mudah disimpan dan dibawa kemana-mana.
c) Mudah ditukar dengan barang.
-Kekurangan uang logam:
a) Membawa terlalu banyak akan menambah beban yang berat.
b) Persediaan logam terbatas.

2)Uang Kertas
Uang kartal disamping berbentuk logam, ada pula yang berbentuk kertas. Asal mulanya uang kertas itu berupa surat tanda penyimpanan yang serupa dengan deposito emas, perak atau deposito uang logam. Pedagang menyerahkan uangnya ke bank dan bank memberikan surat bukti deposito. Uang kertas pada dasarnya surat pengakuan hutang oleh bank yang sewaktu-waktu selalu dapat ditukar dengan emas. Dalam perkembangannya surat pengakuan hutang bank ini beredar sebagai uang.

Saat ini uang kertas yang beredar disebut uang kepercayaan dan terdiri atas beberapa nilai pecahan, seperti Rp. 100,00, Rp. Rp. 500,00, Rp. 1.000,00, Rp. 5.000,00, sampai dengan Rp. 100.000,00. Uang kertas dibuat dengan kertas khusus dan menggunakan pengaman untuk menghindari pemalsuan.


2. Uang Giral
Uang giral disebut juga demand deposit artinya saldo rekening koran yang ada di Bank dan sewaktu-waktu dapat digunakan. Uang giral merupakan uang yang sah secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya berlaku pada kalangan tertentu saja sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral contohnya cek tidak dapat dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.

a). Cek merupakan suatu perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah dana, dimana cek dikenal ada tiga macam:
1. Cek atas unjuk, yaitu cek yang tidak mencantumkan nama yang berhak.
2. Cek atas nama, yaitu cek yang mencantumkan nama yang berhak.
3. Cek silang.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh cek di bawah ini:

Apakah di antara Anda ada yang pernah menggunakan cek dalam suatu transaksi ? Jika ada coba Anda ceritakan bagaimana penggunaannya !

b). Giro Bilyet adalah surat perintah nasabah bank untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya kepada rekening nasabah yang lain yang ditunjuk. Jadi Giro bilyet tidak dapat ditukarkan dengan uang tunai di bank penerimanya.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh giro bilyet di bawah ini:

Bagaimana tentang penjelasan uang giral ini, apa Anda sudah memahaminya?
Jika belum, silahkan Anda berkunjung ke suatu bank yang ada di daerahmu dan tanyakan kepada pegawai yang mengerti mengenai cek atau giro !

Secara umum uang giral dapat terbentuk ketika seseorang menyetor uang tunai ke bank dan jumlah tersebut ditulis atas nama yang menyetor uang tunai sehingga uang kartal berubah menjadi uang giral. Uang giral diciptakan oleh bank itu sendiri dan berlaku dalam wilayah yang terbatas.

Jadi dari apa yang telah kita bicarakan berarti di masyarakat beredar dua jenis uang yaitu:
- Uang kartal yang terdiri dari uang logam dan uang kertas;
- Uang giral yang berbentuk cek atau giro bilyet.

Kamis, 26 Januari 2012

Materi IPS kelas V SD

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Setelah menghancurkan Jepang, Komando Sekutu Asia Tenggara di Singapura memerintahkan tujuh perwira Inggris untuk datang ke Indonesia dibawah pimpinan Mayor A.G. Greenhalg. Mereka tiba di Indonesia pada tanggal 8 September 1945 dengan tugas mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia. Kedatangan sekutu di Indonesia yang diboncengi tentara NICA (Netherland Indies Civil Administration mengakibatkan tugas TNI makin berat untuk mempertahankan kemerdekaan. Usaha mempertahankan kemerdekaan demudian dilakukan dengan cara militer dan perundinga (aklamasi).Konflik Indonesia-Belanda banyak terjadi di daerah-daerah, seperti pertempuran di Surabaya, Bandung, Medan, Manado, Biak, dan sebagainya.

A. Pertempuran di Surabaya

Kekuatan asing yang harus dihadapi Republik Indonesia setelah kemerdekaan Indonesia adalah Sekutu yang ditugaskan untuk menduduki wilayah Indonesia dan melucuti tentara Jepang. Yang melaksanakan tugas ini adalah Komando untuk Asia Tenggara, dipimpin oleh laksamana Lord Louis Mountbatten. Kemudian, Mountbatten membentuk suatu komando yang diberi nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jendral Sir Philip Christison.

Pada tanggal 25 Oktober 1945, pasukan AFNEI dari brigade 49 mendarat di Tanjung Perak, Surabaya yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby. Kedatangan pasukan AFNEI di Surabaya menumbuhkan kecurigaan bagi pemerintah RI bahwa kedatangan AFNEI diboncengi oleh NICA. Kecurigaan itu bisa diatasi setelah adanya kesepakatan antara Mallaby dan wakil pemerintah RI bahwa AFNEI menjamin tidak ada pasukan Belanda (NICA) yang membonceng mereka dan tugas AFNEI di Indonesia hanya melucuti tentara Jepang.

Namun kesepakatan tersebut diingkari oleh pihak AFNEI. Terbukti pihak AFNEI melakukan provokasi yang mengundang kemarahan rakyat Surabaya.

Provokasi yang dilakukan AFNEI adalah sebagai berikut.

1. Pasukan AFNEI menyerbu penjara Kalisosok untuk membebaskan kolonel angkatan laut Belanda yang ditawan pemerintah RI. Penyerbuan ini dilakukan pada tanggal 26 Oktober 1945.
2. Pada tanggal 27 Oktober 1945 AFNEI menduduki tempat-tempat penting, seperti pangkalan udara Tanjung Priok, kantor pos besar, dan tempat-tempat penting lainnya.
3. Pada tanggal 27 Oktober 1945 pesawat terbang AFNEI menyebarkan pamflet yang isinya memerintahkan kepada rakyat Surabaya dan Jawa Timur untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang.

Provokasi yang dilakukan AFNEI membuat kepercayaan pemerintah RI di Surabaya menjadi pudar. Kemudian, pemerintah mulai memerintahkan pemuda dan TKR untuk bersiaga. Pada tanggal 27 Oktober 1945 mulailah pertempuran antara pasukan Indonesia melawan AFNEI. Pertempuran ini membuat pasukan AFNEI terancam hancur.

Di tengah situasi yang mencekam, Jenderal D.C. Hawthorn menghubungi Soekarno untuk berunding guna membantu meredakan serangan pasukan Indonesia. Soekarno-Hatta dan Amir Syarifuddin tiba di Surabaya tanggal 29 Oktober 1945. Perundingan antara pemerintah RI dan AFNEI mencapai kesepakatan untuk membentuk panitia penghubung (contact commitee) yang bertugas menjernihkan kesalahpahaman dan menyerukan gencatan senjata.

Insiden yang terjadi di Gedung Internasional yang mengakibatkan tewasnya Brigjen Mallaby, menyulut kemarahan pasukan AFNEI. Mereka menambah pasukan di bawah pimpinan Mayjen R.C. Mansergh.

Pada tanggal 9 November 1945 AFNEI mengeluarkan ultimatum sebagai berikut.

1. AFNEI menuntut balas atas kematian Brigjen Mallaby.
2. AFNEI menginstruksikan kepada pemerintah, pemuda, keamanan, dan masyarakat untuk melapor, menyerahkan senjata, meletakkan tangan diatas kepala, dan menandatangani penyerahan tanpa syarat.

Batas ultimatum itu ditentukan sampai tanggal 1 November 1945 pukul 06.00 WIB. Apabila tidak dijalankan, maka Surabaya akan digempur melalui darat, laut, dan udara. Ultimatum itu sempat melecehkan martabat rakyat Indonesia. Dalam suasana yang makin tegang, Menlu Achmad Soebardjo menyerahkan keputusan kepada rakyat Surabaya. Memalui siaran radio, Gubernur Jawa Timur, Surya, mengumumkan penolakan secara tegas atas ultimatum AFNEI.

Pada tanggal 10 November 1945, pasukan AFNEI menggempur kota Surabaya melalui darat, laut, dan udara. Rakyat Surabaya dengan gigih mempertahankan kota Surabaya, walaupun telah menelan banyak korban. Kota Surabaya dapat dipertahankan hampir 3 minggu. Pertempuran yang terakhir terjadi pada tanggal 28 November 1945 di Gunung Sari.

B. Bandung Lautan Api

Pada bulan Oktober 1945, Tentara Republik Indonesia (TRI) dan pemuda serta rakyat sedang berjuang melawan tentara Jepang untuk merebut senjata dari tangan Jepang. Pada saat itu, pasukan AFNEI sudah memasuki kota Bandung. Pasukan AFNEI menuntut pasukan Indonesia untuk menyerahkan senjata. Disamping itu, TRI harus mengosongkan kotra Bandung bagian utara paling lambat tanggal 29 Oktober 1945.

Tuntutan dari AFNEI tersebut tidak diindahkan oleh TRI maupun rakyat Bandung. Dipimpin oleh Arudji Kartawinata, TRI dan pemuda Bandung melakukan serangan terhadap kedudukan AFNEI. Pertempuran itu berlanjut hingga memasuki tahun 1946. Pada tanggal 23 maret 1946, AFNEI kembali mengeluarkan ultimatum supaya TRI meninggalkan kota Bandung. Ultimatum itu diperkuat dengan adanya perintah dari pemerintah pusat Jakarta supaya TRI meninggalkan Bandung.

Perintah dari pusat tersebut memang bertentangan dengan instruksi dari markas TRI di Yogyakarta. Sebelum meninggalkan Bandung, TRI mengadakan perlawanan dengan cara membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. Tindakan itu membawa akibat fatal bagi pasukan AFNEI, karena mengalami kesulitan akomodasi dan logistik di kota Bandung. Tindakan membumihanguskan kota dikenal dengan Bandung Lautan Api.

C. Pertempuran Medan Area

Karena sulitnya komunikasi, proklamasi kemerdekaan baru diumumkan secara resmi di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945 oleh Mr. Teuku Muhammad Hasan selaku Gubernur Sumatra. Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan AFNEI dibawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Belawan. Kedatangan pasukan AFNEI ini diboncengi oleh pasukan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.

Kedatangan pasukan AFNEI disambut baik oleh pemerintah RI karena pemerintah RI menghormati tugas AFNEI di Indonesia.

Namun dibalik itu, sehari setelah AFNEI mendarat di Belawan, pasukan AFNEI mendatangi kamp-kamp tawanan untuk membebaskan tawanan perang yang kebanyakan orang Belanda. Tawanan yang dibebaskan itu, kemudian dipersenjatai dan dibentuk menjadi Batalyon KNIL di Medan.

Hal tersebut memancing kemarahan para pemuda sehingga meletuslah pertempuran di Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Pertempuran tidak hanya terjadi di Medan, melainkan menyebar ke kota-kota lain, seperti Pematangsiantar dan Brastagi. Dalam menghadapi kedatangan Sekutu dan NICA, para pemuda membentuk kekuatan militer, yaitu TKR Sumatra Timur yang dikomandani oleh Achmad Tahir. Juga, para pemuda membentuk Laskar Perjuangan Pemuda Republik Indonesia Sumatra Timur.

Pada tanggal 18 Oktober 1945 AFNEI mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan TKR dan Laskar Perjuangan supaya menyerahkan senjata. Tanggal 1 Desember 1945 AFNEI membatasi daerah Medan dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (Batas Resmi Medan Area) di sudut-sudut pinggiran kota Medan. Selain itu, pasukan AFNEI dan NICA mengadakan aksi pembersihan unsur-unsur RI diseluruh kota.

Aksi ini menimbulkan reaksi tembak menembak dan pertempuran tidak bisa dihindari lagi. Dalam bulan April 1946, kota Medan dikuasai oleh pasukan AFNEI. Gubernur, TKR, dan Wali Kota Medan memindahkan pusat pemerintahan ke Pematangsiantar.

Karena tidak adanya komando yang jelas, mengakibatkan serangan para pejuang Indonesia terhadap AFNEI tidak berarti dan tidak membuahkan hasil yang baik. Untuk mengefektifkan serangan terhadap pasukan AFNEI, para komandan yang berjuang di Medan mengadakan pertemuan di Tebing Tinggi dan membentuk satuan komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 19 Agustus 1946. Dengan terbentuknya Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area, serangan terhadap pasukan AFNEI menjadi lebih efektif.

D. Peristiwa Merah Putih di Menado

Karena sulitnya komunikasi, proklamasi kemerdekaan di Menado mengalami keterlambatan seperti di daerah-daerah lain di luar pulau Jawa. Sejak pasukan AFNEI mendarat di Menado yang diboncengi oleh pasukan NICA, upaya penegakan kedaulatan Indonesia makin sulit. Kedatangan pasukan AFNEI adalah untuk membebaskan anggota KNIL bekas tawanan Jepang yang kemudian dipersenjatai dan dikenal dengan nama Tangsi Putih.

Sejak akhir tahun 1945 pasukan AFNEI meninggalkan sulawesi utara dan kekuasaan diserahkan sepenuhnya kepada NICA. Sejak saat itu, pasukan NICA bertindak semena-mena dan melakukan penangkapan pada sejumlah tokoh RI. Tindakan yang dilakukan NICA ini mengundang reaksi dari para pendukung RI, terutama para pemuda dan mantan anggota KNIL yang berasal dari Indonesia. Mantan anggota KNIL ini dikenal sebagai Tangsi Hitam yang kemudian membentuk Pasukan Pemuda Indonesia (PPI).

Pada pertengahan Januari 1946 PPI mengadakan rapat rahasia untuk menggalang aksi perlawanan. Namun kegiatan tersebut diketahui oleh NICA yang berakibat beberapa pimpinan PPI ditangkap. Senjata dari pasukan Tangsi Hitam dapat dilucuti oleh NICA, tetapi kejadian tersebut tidak mengerutkan semangat para pejuang di armada.

Pada tanggal 14 Februari 1946 tanpa dilengkapi senjata, PPI menyerbu kedudukan NICA di Teling. Mereka membebaskan para tokoh pejuang Indonesia yang ditawan dan mampu menawan komandan NICA beserta anak buahnya. Pada hari itu juga, sebagian pejuang Indonesia mengambil bendera Belanda yang berada di pos penjagaan da merobek warna birunya sehingga yang masih ada hanya warna merah dan putih. Bendera itu dikibarkan di Tangsi Teling. Peristiwa ini menandai peristiwa merah putih di Menado.

Serangan PPI masih dilanjutkan dan berhasil menguasai markas NICA di Tomohon dan Tondano. Setelah kedudukan NICA dapat diambil alih oleh para pejuang Indonesia, pada tanggal 16 Februari 1946 dibentuklah pemerintahan sipil, dan sebagai residennya adalah B.W. Lapian. PPI juga membentuk TKR yang dipimpin oleh C.H. Taulu, Wuisan, dan J. Kaseger. Akhirnya, kompi KNIL Tangsi Hitam dijadikan Tentara Republik Indonesia.

E. Peristiwa Merah Putih di Biak

Seperti di daerah lain, upaya untuk menegakkan kedaulatan Indonesia di Biak (Papua) mengalami hambatan dari pasukan NICA. Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di Irian (Papua Barat) disambut gembira. Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan bergema di kota-kota, seperti Jayapura, Sorong, dan Serui. Para tokoh-tokoh pejuang Irian membentuk Komite Nasilnal Daerah yang dipimpin oleh Martin Indey. Di Biak terbentuk pula Partai Indonesia Merdeka yang dipimpin oleh Lucas Roemkorem. Kegiatan mereka menyusun kekuatan untuk melawan Belanda.

Sejak berkobarnya semangat nasionalisme, para pemuda Irian menggunakan lencana merah putih. Mereka dengan berani mengibarkan sang merah putih dan menyelenggarakan rapat-rapat umum. Pada tanggal 14 Maret 1948 para pejuang Irian menyerang tangsi militer Belanda di Sorido dan Biak yang dipimpin oleh Yoseph. Karena persenjataan NICA lebih unggul, maka serangan mengalami kegagalan. Tiga orang pimpinan ditangkap dan diadili di Belanda. Dua orang dihukum mati dan seorang dijatuhi hukuman seumur hidup.

F. Perang Gerilya

Pada saat Agresi Militer I yang dilakukan oleh Belanda dengan persenjataan yang modern, TNI mengalami pukulan yang berat. Untuk itu, TNI harus merubah strategi pertahanan yang baru. Sistem pertahanan linier yang digunakan selama ini sudah tidak mampu untuk menahan serangan Belanda. Untuk menghadapi Belanda yang memiliki senjata yang modern, TNI menerapkan sistem Wehrkreise (perang gerilya).

Ciri-ciri perang gerilya sebagai berikut .

1. Suatu wilayah terbagi menjadi lingkaran pertahanan yang dapat berdiri sendiri. Wilayah tersebut terletak di kawasan luar kota dan pegunungan.
2. Tiap wilayah memiliki pemerintahan sekaligus pertahanan gerilya yang melibatkan semua kekuatan. Tujuannya adalah menghambat gerak pasukan Belanda. Apabila musuh mendesak untuk menyerang, dilakukan pengungsian dengan membumihanguskan tempat tersebut.
3. Selain menggalang pertahanan, tiap Wehrkreise (wilayah) harus mampu menyusup ke belakang garis pertahanan musuh dan membentuk kantong pertahanan di dalam daerah musuh.

MATERI PELAJARAN: IPS SD KELAS IV

PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT.

A. Peninggalan Sejarah

Sejarah adalah cerita tentang kehidupan yang benar-benar terjadi di masa lalu. Sedangkan peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau yang mempuanyai nilai sejarah. Ada bermacam-macam bentuk peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari masa lampau, prasati, patung, bangunan, naskah, dan cerita atau hikayat.

1. Fosil, yaitu sisa-sisa tulang belulang manusia dan hewan atau tumbuhan yang membatu. Tulang belulang dan sisa-sisa tumbuhan itu berasal dari masa purba. Mereka tertanam di lapisan tanah. Umumnya fosil-fosil ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa mengetahui kehidupan pada zaman purba. Contoh: Fosil tengkorak manusia purba di Sangiran Jawa Tengah yang ditemukan oleh E. Dubois.

2. Peralatan dari zaman dulu. Ada banyak peninggalan berupa peralatan yang dipakai pada zaman dulu. Peralatan ini digunakan untuk berburu, menangkap ikan, dan bertani.Ada yang terbuat dari logam, tulang dan batu.

3. Prasasti, yaitu tulisan-tulisan dari masa lampau, Tulisan ini ditulis pada batu emas, perunggu, tembaga, tanah liat atau tanduk binatang.Prasasti ini biasanya berisi cerita tentang suatu kerajaan. Contohnya: Prasasti Yupa, Prasasti Kedukan Bukit.

4. Patung (Arca). Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Budha. Bentuk Patung itu bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa, ada patung Budha, ada patung yang berupa binatang dan lain-lain. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau bahkan emas.

5. Bangunan. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain.
a. Candi, adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Contohnya: Candi Borobudur, Candi Prambanan. b. Gedung, adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah. Contonya: Gedung Stovia, Gedung Soempah Pemuda. c. Tempat ibadat, Contoh tempat ibadat yang mempunyai nilai sejarah adalah Masjid Demak Jawa Tengah,.Gereja Katedral Jakarta. d. Benteng, yaitu bangunan yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Benteng-benteng yang ada di Indonesia umumnya peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol. Contoh: Benteng Vredeburg di Yogyakarta, Benteng Duurstede di Maluku. e. Istana. Di Indonesia banyak istana yang bernilai seejarah, misalnya Keraton Yogyakarta, Istana Negara, Istana Bogor. f. Tugu/monument., adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa. Peristiwa itu dianggap penting atau bersejarah. Misalnya: Monumen Yogja Kembali, Monas. g. Makam. Makam yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat dikuburkannya tokoh-tokoh penting dalam sejarah.Misalnya: makam Diponegoro di Manado, Makam Bung Karno di Blitar.

6. Naskah/tulisan kuno. Contoh peninggalan sejarah berbentuk naskah/tulisan adalah kitab dan dokumen-dokumen penting.Misalnya: Naskah Supersemar, naskah Proklamasi, Kitab Mahabarata.

B. Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah

Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata. Maksudnya kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun ada juga yang berupa dongeng, yang tidak nyata. Maksudnya terjadinyanya suatu tempat atau daerah tidak seperti yang diceritakan. Ada beberapa cerita rakyat. Misalnya: legenda, mitos, dongeng, fable, dan sage. Bentuk-bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu tempat secara tidak nyata. Legenda tidak diaggap suci karena tidak ada tokoh dewa. Bentuk-bentuk cerita rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah yaitu.

1. Legenda, yaitu cerita terjadinya suatu tempat. Banyak masyarakat yang percaya cerita itu benar-benar terjadi. Contoh legenda antara lain: a. Cerita terjadinya Gunung Tangkupan Perahu di Jawa Barat. b. Cerita asal-usul nama Banyuwangi di Jawa Tengah. c. Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa Tengah.

2. Mitos, yaitu cerita yang dipercaya benar-benar terjadi, dianggap suci, dan memiliki tokoh, dewa. Contohnya: asal usul Prambanan, asal usul Selat Bali.

3. Dongeng, adalah cerita yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Biasanya berupa cerita tentang keajaiban atau kesaktian. Misalnya dongeng Joko Tarub, Timun Emas, Bawang Merah dan Bawang Putih.

4. Fabel. Fabel termasuk cerita rakyat yang berisi pendidikan moral. Biasanya bercerita tentang kehidupan hewan atau binatang. Dalam fable hewan bisa berbicara seperti manusia.

5. Sage, adalah cerita rakyat tentang tokoh kepahlawanan. Cerita seperti ini banyak beredar di masyarakat tetapi sumbernya sulit ditemukan. Biasanya merupakan sumber lisan.

C. Menghargai Peninggalan Sejarah.
Beberapa bentuk penghargaan terhadap benda-benda peninggalan sejarah, antar lain.

1. Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah. Ini merupakan tugas kita semua. Tetapi penanggung jawab utamanya adalah Negara. Cara merawat dan menjaga antara lain sebagai berikut: a. Menjaga keutuhan benda-benda peninggalan sejarah. b. Tidak mencoret-coret dan membuat kotor benda-benda peninggalan sejarah. c. Tidak mengambil dan memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah sebagai barang antic. d. Melakukan pemugaran dengan tidak meninggalkan bentuk aslinya.

2. Mengunjungi tempat-tempat peninggalaln sejarah seperti candi, makam pahlawan, monumen dan lain-lain.

3. Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara benar.

D. Manfaat menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah

Beberapa manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peninggalan sejarah antara lain yaitu:

1. memperkaya khasanah kebudayaan bangsa Indonesia,

2. menambah pendapatan Negara karena digunakan sebagai obyek wisata,

3. menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah, sehingga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang, serta

4. membantu dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan untuk obyek penelitian.

Materi Pembelajaran IPS Kelas III

CARA MEMELIHARA LINGKUNGAN

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan dan di pegunungan dapat berfungsi untuk melestarikan air, udara, dan tanah. Akar tumbuhan dapat berfungsi sebagai penahan air, sehingga tidak akan terjadi banjir dan erosi pada saat hujan deras. Erosi dan banjir menyebabkan lapisan tanah paling atas akan ikut hanyut. Padahal lapisan tanah paling atas adalah yang paling subur.

Hutan juga disebut dengan paru-paru dunia. Tumbuhan yang ada di hutan menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Hal ini terjadi pada saat tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Oksigen diperlukan makhluk hidup untuk bernapas.

A.MENJAGA KELESTARIAN AIR

Setiap makhluk hidup membutuhkan air. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi, mencuci, memasak, dan lain-lain. Air untuk minum harus dimasak lebih dulu agar kuman-kuman nya mati. Hewan memerlukan air untuk minum dan mandi. Tumbuhan memerlukan air untuk pertumbuhan dan kesuburannya.

Air merupakan karunia Tuhan yang harus dijaga keberadaan dan kebersihannya. Air yang kotor atau tercemar tidak dapat dimanfaatkan. Air yang kotor atau tercemar dapat membahayakan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Kelestarian air dapat dijaga dengan cara antara lain:
1) tidak membuang sampah di sungai atau saluran air,
2) melakukan kegiatan penghijuan atau penanaman pohon yang dapat berfungsi sebagai penahan dan penyimpan air;
3) menggunakan air sesuai kebutuhan.
4) Air bekas cucian dan mandi diusahakan tidak langsung meresap ke dalam tanah, tetapi dialirkan ke saluran pembuangan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pencemaran air tanah.

B.MENJAGA KELESTARIAN UDARA
Udara sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap makhluk hidup di bumi membutuhkan udara. Manusia dan hewan memerlukan udara untuk bernapas. Tanpa udara semua makhluk hidup akan mati. Udara perlu dijaga kebersihannya. Asap pabrik dan asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Pencemaran udara sama dengan polusi udara. Untuk mengurangi pencemaran udara, pabrik-pabrik yang besar harusmenggunakan cerobong asap. Udara yang bersih baik untuk kesehatan badan. Untuk mengurangi terjadinya pencemaran udara sebaiknya di kanan kiri jalan ditanami pohon. Kamu juga harus ikut serta dalam menjaga kebersihan udara.

C. MENJAGA KESUBURAN TANAH
Tanah merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup. Semua hasil pertanian, perkebunan, tambang, dan hasil bumi lainnya berasal dari tanah. Tanah yang subur dapat menghasilkan tanaman yang baik. Tanah yang tandus perlu diolah agar menjadi subur.
Sampah dari daun baik untuk menyuburkan tanah. Untuk menjaga kelestarian tanah tanamilah tanah kosong di sekitarmu agar tidak menjadi tandus. Tanah harus diolah dengan pengairan dan pemupukan yang benar.
Kelestarian tanah juga dapat dilakukan dengan cara tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sampah harus dibuang di lokasi pembuangan yang semestinya. Sampah yang kita buang umumnya terdiri atas sampah organik dan sampah anorganik.

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup. Contoh sampah organik adalah daun-daun, sisa-sisa makanan, dan sebagainya. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda tak hidup. Contoh sampah anorganik antara lain kaleng, botol, dan plastik.

Sampah organik dapat membusuk dan terurai oleh bakteri atau jamur sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Sementara sampah anorganik tidak dapat terurai sehingga akan merusak kelestarian tanah.

Oleh karena pentingnya tanah, air, dan udara maka jagalah kelestarian tanah, air, dan udara di sekitarmu. Hal ini bertujuan agar dapat terus memberikan manfaat bagi kehidupan. Semua itu karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Kamis, 24 Februari 2011